Tugas 4 Sistem Informasi Geografis

Review jurnal / karya ilmiah tentang data spasial dan data atribut
Judul Jurnal     : Metode Klasifikasi Spasial sebagai Pendukung Informasi Kelas pada Data Indikator Banjir
Penulis                  : Th. Dwiati Wismarini, Sunardi dan Yunus Anis
Tahun                   :  2014
Periview               : Yurike I. Kalendesang


Berbantuan Sistem Informasi Geografis dan penerapan suatu metode klasifikasi spasial, pembangunan dan penyajian informasi Kelas pada data spasial bagi data indikator banjir dapatlah dilakukan sehingga informasi tersebut akan dapat menjadi lebih informatif.
Dalam penelitian ini, metode klasifikasi spasial berbentuk reclassify vector, yang dicoba untuk diterapkan dengan menggunakan rumus Sturges dalam penentuan jumlah kelas dan rumus Kingma dalam pembuatan interval kelasnya. Sehingga hasil akhirnya akan terbentuk pemodelan spasial baru berupa peta digital yang dapat menyajikan informasi secara spasial kelas-kelas pada data indikator banjir.
Adapun analisis pada data indikator banjir merupakan bentuk penyederhanaan kondisi nyata yang dapat merepresentasikan karakteristik, permasalahan, dan prakiraan secara visual, sehingga diharapkan dari analisis tersebut dapat diperoleh informasi karakteristik indikator-indikator banjir yang berpengaruh terhadap banjir benar-benar secara tepat sesuai dengan karekteristik topografi banjir. Dalam penelitian ini sistem informasi geografis dimanfaatkan dikarenakan SIG dapat mengolah dan menampilkan informasi yang dibutuhkan secara spasial terutama dalam mengambarkan hasil analisis melalui interface baik untuk analisis kawasan yang memiliki potensi banjir maupun analisis kemampuan lahan pada area aliran sungai.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode klasifikasi spasial dengan menggunakan bantuan SIG. Adapun kebutuhan dan sasaran data penelitian dalam jurnal ini, merupakan data-data indikator banjir seperti
  •        Data curah hujan untuk tiap-tiap kecamatan
  •       Data struktur tanah untuk tiap-tiap kecamatan
  •       Data kemiringan lereng untuk tiap-tiap kecamatan
  •       Data tata guna lahan untuk tiap-tiap kecamatan

Dari kebutuhan dan sasaran diatas diperoleh satu pasang data spasial dan data atribut (non spasial) untuk masing-masing dari data indikator diatas, yang dapat dilihat di bawah ini
  •        Data digital intensitas curah hujan per kecamatan beserta data tabulasi atributnya
  •       Data digital kemiringan lereng per kecamatan beserta data tabulasi atributnya
  •       Data digital struktur tanah per kecamatan beserta data tabulasi atributnya
  •       Data digital tata guna lahan per kecamatan beserta data tabulasi atributnya

Kemudian data-data SIG tersebut dimanfaatkan sebagai data inpu, dan data olahan yang diolah sebagaimana rupa sehingga menghasilkan output. Adapun kemanfaatan lebih jauh dari informasi klasifikasi data-data indikator banjir, yaitu informasi kelas-kelas di setiap data indikator banjir dapat digunakan dalam analisis-analisis spasial lanjutan seperti misalnya untuk penentuan tingkat potensi banjir, penentuan tingkat kerentanan banjir, penentuan tingkat kerawanan banjir, penentuan tingkat resiko banjir. Sehingga untuk sasaran Data SIG dalam penelitian ini adalah menghasilkan peta-peta digital dengan informasi spasial klasifikasi kelas-kelas pada tiap-tiap data indikator banjir berikut atribut data non spasialnya.

Hasil dan Pembahasan
 Hasil perolehan data
Data yang diperoleh merupakan satu kesatuan data geospasial. Dimana data-data tersebut adalah sebagai berikut :
a.       Data Intensitas curah hujan per kecamatan
Intensitas curah hujan per kecamatan di kota Semarang adalah bahwa rata-rata curah hujan di kota Semarang menunjukkan nilai value 0, 35, 79, 171, 212, 281mm/bulan
b.      Data Kemiringan lereng per kecamatan
Kemiringan Lereng per Kecamatan ditunjukkan bahwa value data kemiringan lereng adalah 0,02 diperlihatkan dengan warna coklat, 0.15 dengan warna kuning, 0.25 dengan warna abu-abu, 0.4 dengan warna orange dan 0.5 dengan warna abu-abu muda.
c.       Data struktur tanah per kecamatan
struktur tanah di kota Semarang terdiri dari Aluvial, Asosiasi Aluvial Kelabu, Gerosol, Grumosol, Latosol Coklat, Latosol Coklat Kemerahan, Mediteran Coklat tua. Sedangkan untuk Data Tabular Struktur Tanah pada gambar 7 diperlihatkan 4 (empat) field yaitu Shape, Kelurahan, Luas_ha, Kecamatan, Id_Kec, Jns_Tnh.
d.      Data tata guna lahan per kecamatan
Adapun Hasil dan penentuan jenis dan jumlah kelas adalah informasi mengenai jumlah kelas dan nama-nama kelompok klasifikasi dari tiap-tiap data indikator banjir
  •   Klasifikasi untuk data curah hujan sebagai berikut, terdapat 5 kelas, dengan jenis kelas intensitas curah hujan : sangat rendah, rendah, sedang, tinggi, sangat tinggi
  •  Klasifikasi untuk kemiringan lereng sebagai berikut : terdapat 5 kelas dengan kriteria yang diukur dari tingkat kemiringan lereng yaitu datar dan landai sekitar 78,11% (kelerengan IV) dikatakan kelas sangat tinggi, agak curam sekitar 16,7% (kelerengan III) dibagi dalam 2 kelas yaitu kelas tinggi dan kelas sedang, curam sekitar 3,/05% (kelerengan II) dan terjal / sangat curam sekitar 2,57% (kelerengan I) dikatakan kelas rendah sedangkan dibawah 2% (kelerengan lainnya) dikatakan kelas sangat rendah.
  • Klasifikasi untuk Geologi adalah : ada 6 Kelas dengan jenis kelas : Gerosol dan Latosol coklat untuk kelas I, Mediteran Coklat tua Kelas II, Latosol coklat tua kemerahan untuk kelas III, Asosiasi Aluvial Kelabu untuk kelas IV, Grumosol untuk Kelas V dan Aluvial untuk kelas VI.
  • Klasifikasi untuk Tata Guna Lahan : kelasnya ada 6 kelas, dengan jenis kelas yaitu : kelas 1 untuk jenis tata guna lahan hutan/konservasi, Kelas 2 untuk jenis tata guna lahan rawa/danau/tambak, kelas 3 untuk jenis tata guna lahan, lahan terbuka/taman/campuran, kelas 4 untuk jenis tata guna lahan persawahan/pertanian, kelas 5 untuk jenis tata guna lahan fasilitas dan prasarana dan kelas untuk jenis tata guna lahan permukiman/industry/perkantoran


Kemudian  ditentukan interval kelas. Hasil dari penentuan interval ditentukan melalui rumus Kingma. Setelah menentukan hasil interval di hasilkan pembangunan table klasifikasi yang merupakan table ekternal untuk setiap indikator banjir yang berupa struktur data dan value dari data, seperti dapat dilihat di salah satu gambar indikator dibawah ini  
Gambar. 1

Kemudian hasil dari penggabungan tabel klasifikasi (tabel eksternal) dengan tabel Atribut dari data spasial data indikator banjir, yang pelaksanaannya menggunakan cara menjoinkan antara tabel Atribut dengan tabel eksternal berdasarkan field-field yang sama untuk dijadikan media penggabungan, dapat dilihat pada gambar di bawah ini
Gambar. 2
Sehingga didapatkan permodelan spasial baru dari keempat data indikator diatas, dimana dapat dilihat dari salah satu hasil permodelan di bawah ini
 Gambar. 3

Keterangan gambaran peta digital informasi kelas data curah hujan per kecamatan sesuai dengan tingkat intensitasnya, dapat dilihat data spasial pada view peta yang berbentuk polygon dengan berbagai warna misalnya kelas sangat rendah (warna biru tua), kelas sedang (warna kuning) dll.


Kesimpulan
Dapat di simpulkan penelitian ini telah menghasilkan peta digital baru untuk masing-masing data indikator banjir, yang dapat memperlihatkan informasi kelas dari masing-masing data indikator banjir tersebut. 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tugas 3 Sistem Informasi Geografis

Tugas 6 Sistem Informasi Geografis